KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT, yang
telah melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga dengan semangat
yang ada penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Media Pembelajaran Matematika”. Penulis
menyadari, bahwa tanpa dukungan dan dorongan dari berbagai pihak, penulisan makalah
ini tidak akan berjalan dengan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah workshop
dan juga kepada teman-teman seperjungan semua.
Tak ada yang pantas penulis ucapkan selain kepada
Alllah, SWT, semoga amal dan perbuatan baiknya mendapatkan balasan-Nya. Penulis
menyadari bahwa penulisan makalah ini belum sempurna dan masih banyak
kekurangannya. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang membangun akan
penulis terima dengan tangan terbuka demi perbaikan dan penyempurnaan makalah
ini.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan memberikan khasanah pengetahuan bagi kita semua.
Pekanbaru, februari 2013
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB
I. PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
B. Rumusan
Masalah
BAB
II. PEMBAHASAN
A. Belajar
dan Pembelajaran
1. Pengertian
Belajar dan Pembelajaran
2. Hakikat
Pembelajaran
B. Media
1. Pengertian
Media
2.
Peran Media Dalam Pembelajaran
Matematika
3. Tujuan,
fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
BAB
3. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Kritik
dan Saran
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
saat
kita bertanya pendapat seorang siswa
tentang pembelajaran matematika, maka akan banyak terdengar keluhan
bahwa pelajaran matematika membosankan, tidak menarik, bahkan penuh misteri,
sehingga berujung pada hasil belajar matematika kurang memuaskan. Hal tersebut
diantaranya disebabkan masih kurangnya kreatifitas guru matematika sebagai
pengajar dalam menyajikan media pembelajaran yang lebih menyenangkan dan dekat
dengan dunia siswa. Sebagaimana Arsyad (2006:15) mengemukakan dua unsur yang
amat penting dalam proses pembelajaran di kelas yaitu model/strategi dan media
pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran matematika di sekolah terdapat beberapa
permasalahan. Terkait dengan karekteristik matematika, objeknya yang abstrak,
konsep dan prinsipnya berjenjang, dan prosedur pengerjaannya yang banyak
memanipulasi bentuk-bentuk membuat siswa seringkali mengalami kesulitan. Objek
tersebut tidak semuanya bisa divisualisasikan dalam tiga dimensi yang bisa
diindera dengan baik oleh siswa. Hal ini menuntut peraga atau media yang tepat,
yang mampu membantu siswa memahami konsep yang diajarkan dan mampu mengatasi
keberagaman kecepatan belajar dan gaya belajar siswa, serta mengatasi
keterbatasan yang ada pada guru.
B. Rumusan
masalah
1. Apakah
yang dimaksud dengan Pembelajaran?
2. Apakah
yang dimaksud dengan media?
3. Bagaimanakah peran media dalam Pembelajaran
matematika?
4. Apakah
Tujuan, Fungsi, dan manfaat media
pembelajaran?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Belajar
dan Pembelajaran
1. Pengertian
Belajar dan Pembelajaran
Belajar adalah sebuah proses yang
kompeks yang terjadi pada semua orang dan terjadi seumur hidup, dari ayunan
sampai ke liang lahat. Salah satu tanda telah terjadinya proses belajar adalah
adanya perubahan tingkah laku pada diri seseorang. Secara umum perubahan
tingkah laku tersebut bisa yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan ketrampilan
(psikomotorik) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif).
Namun demikian tidak semua perubahan
perilaku bisa dikategorikan sebagai hasil dari proses belajar. Perubahan sikap
sebagai hasil belajar berasal dari hasil interaksi dengan lingkungan, bersifat
relatif permanen, dan menetap, dan bukan karena pertumbuhan fisik atau
kedewasaan, penyakit, atau obat-obatan (Arif, 2006:2).
Terkait dengan proses perolehan
pengetahuan dan keterampilan, Bruner dalam Arsyad (2006:7) membagi 3 modus
belajar, yaitu pengalaman langsung (enactive), pengalaman gambar (iconic), dan
pengalaman abstrak (symbolic). Tahapan enactive merupakan tahapan dalam belajar
dimana seorang siswa belajar melalui pengalaman langsung, dengan menggunakan
benda-benda kongkrit. Pada tahapan iconic, siswa berusaha mewujudkan
pengetahuan dalam bentuk bayangan visual (visual emagery), yang menggambarkan
situasi konkrit yang ada pada tahap enactive. Sedangkan dalam tahapan symbolic,
siswa berusaha mepresentasikan pengetahuannya dalam bentuk simbol-simbol
abstrak
2. Hakikat Pembelajaran
Pada
hakikatnya proses belajar mengajar itu merupakan proses komunikasi, baik
komunikasi antara siswa dengan guru, komunikasi antar siswa, atau bahkan
komunikasi antara siswa dengan lingkungan belajar.
Dalam
proses komunikasi guru dapat menyampaikan apa yang dimiliki kepada siswanya
dengan tujuan agar pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki seorang guru dapat
pula dimiliki siswanya. Seorang guru perlu menyadari bahwa proses komunikasi
tidak selalu dapat berjalan dengan lancar, bahkan proses komunikasi itu
dapat menimbulkan kebingungan, salah pengertian, bahkan mungkin salah konsep.
Kesalahan komunikasi bagi seorang guru dapat dirasakan oleh para siswanya
sebagai penghambat proses belajarnya. Kesalahan komunikasi dalam proses belajar
mengajar dapat terjadi karena beberapa sebab, diantaranya:
· Guru sebagai komunikator kurang mampu
dalam cara menyampaikan pesan.
· Adannya perbedaan daya tengkap para
siswa sebagai komunikan.
· Adanya perbedaann ruang dan waktu antara
guru sebagai komunikator dengan siswa sebagai komunikan
· Jumlah siswa sebagai komunikan sangat
besar, sehingga sukar dijangkau secara perorangan oleh guru sebagai
komunikator.
Untuk
menghindari atau mengurangi kemungkinan-kemungkinan terjadinya salah komunikasi
maka harus digunakan sarana yang dapat membantu proses komunikasi, diantaranya
yang disebut dengan media. Dalam proses belajar mengajar, media yang digunakan
disebut pula media pendidikan. Karena media sebagai unsur penunjang dalam
proses komunikasi maka jenis, bentuk dan fungsi media itu sangat ditentukan
oleh jenis, bentuk dan tujuan komunikasi itu sendiri.
B. Media
1.
Pengertian Media
Menurut Santoso S. Hamidjojo, media
adalah semua bentuk perantara yang dipakai orang penyebar idea, sehingga
gagasannya sampai pada penerima. Menurut Mc Luhan, media adalah sarana yang
disebut pula channel, karena pada hakikatnya media telah memperluas atau
memperpanjang kemampuan manusia untuk merasakan, mendengar dan melihat
batas-batas jarak, ruang dan waktu tertentu, kini dengan bentuan media
batas-batas itu hampir menjadi tidak ada. Sedangkan menurut menurut Blake
dengan Horalsen, media adalah saluran dimana perantara ini merupakan jalan atau
alat untuk lalu lintas suatu pesan antara komunikator dengan komunikan. Ada dua
pendapat mengenai media pendidikan yang dapat diutarakan disini :
Pertama, Santoso S. Hamidjojo,
adalah media yang penggunaanya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran yang
biasanya sudah dituangkan dalam Garis-garis Besar Program Pembelajaran (GBPP)
dan dimaksudkan untuk mengoptimalkan pencapaian suatu kegiatan belajar
mengajar.
Kedua, menurut Briggs, media
pendidikan adalah peralatan fisik untuk membawakan atau menyampaikan
pengajaran, mencakup buku, film, video tape sajian slide tape dan sebagainya,
serta suara guru dan perilaku non verbal.
Dari kedua batasan media pendidikan
tersebut diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa yang dimaksud media pendidikan
adalah perangkat “software” dan “Hardware” yang berfungsi sebagai alat belajar
dan alat bantu belajar. Yang dimaksud dengan “hardware” pada definisi
diatas adalah peralatan seperti : overhead projektor, radio, recorder,
televisi, video tape, slide dan projektor film. Sedangkan yang dimaksud
“software” adalah informasi dan cerita yang terdapat pada “hardware” diatas.
Media pembelajaran metematika yang lebih cenderung disebut alat peraga
matematika dapat didefinisikan sebagai suatu alat peraga yang penggunaannya
diintegrasikan dengan tujuan dan isi GBPP bidang studi matematika dan bertujuan
untuk mempertinggi mutu kegiatan kegiatan belajar mengajar
2.
Peran Media dalam Pembelajaran
Matematika
Seperti yang telah disebutkan diatas media
sangat berperan penting dalam proses pembelajaran khususnya dalam pembelajaran
Matematika.
Terdapat
beberapa alasan pentingnya media dalam pembelajaran matematika, yaitu :
·
Objek
matematika itu abstrak sehingga memerlukan peragaan
Dengan alat pembelajaran matematika,
materi matematika yang abstrak disajikan kedalam pendekatan yang lebih konkret,
ada visualisasinya, serta manfaat dalam mempelajari materi tersebut dalam
kehidupan sehari-hari. Sementara menurut
Murwani (1999), untuk membelajarkan matematika secara benar pada
siswa mutlak harus menggunakan alat peraga untuk memudahkan siswa
mengenal konsep‑konsep matematika.
·
Sifat
materi matematika tidak mudah dipahami
Materi dari matematika bersifat
abstrak, hal ini menjadikan materi matematika tidak mudah dipahami oleh
kebanyakan siswa. Maka dari itu dengan alat pembelajaran matematika siswa
diharuskan berpartisipasi lebih aktif, mereka tidak hanya melihat, mendengar,
dan memperhatikan saja, tetapi mereka juga harus melakukan/latihan, sehingga
pembelajaran minds on dan hands on bisa tercapai, konsep dibangun oleh siswa
sendiri. Contohnya : dalam metode eliminasi, apabila disajikan dalam alat
peraga maka tiap langkah yang harus dilakukan tidak dihapal oleh siswa tetapi
dipahami, mereka membangun konsep sendiri dan mereka tahu alasan melakukan tiap
langkah tersebut
·
Hirarki
matematika ketat dan kaku.
Dalam matematika terdapat materi prasyarat
yang diperlukan untuk dapat menginjak ke materi selanjutnya. Hirarki
belajar menurut Gagne harus disusun dari atas ke bawah atau up down
(Orton,1987). Dimulai dengan menempatkan kemampuan, pengetahuan, ataupun
keterampilan yang menjadi salah satu tujuan dalam proses pembelajaran di puncak
dari hirarki belajar tersebut, diikuti kemampuan, keterampilan, atau
pengetahuan prasyarat (prerequisite) yang harus mereka kuasai lebih
dahulu agar mereka berhasil mempelajari keterampilan atau pengetahuan
diatasnya. Hirarki matematika bersifat ketat dan kaku artinya dalam
pemecahan masalah membutuhkan aturan, prinsip dan konsep-konsep terdefinisi
sebagai prasyaratnya, yang membutuhkan konsep konkret sebagai prasyarat
berikutnya lagi. Jadi diperlukan media agar dapat menuntun untuk terbiasa dalam
belajar matematika yang tatanannya bersifat siatematis dan cenderung kaku.
·
Aplikasi
matematika kurang nyata
Dapat dirasakan oleh siswa bahwa aplikasi
matematika itu kurang nyata, bahkan siswa hanya menganggap bahwa matematika
adalah kumpulan angka dan simbol-simbol. Oleh karena itu diperlukan media agar
matematika dapat diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu
siswa juga dapat dengan mudah dalam mempelajari konsep-konsep dalam matematika.
·
Belajar
matematika perlu fokus
Matematika memang tidah mudah dipahami, serta
hirarkinya yang kaku sehingga membuat siswa menjadi kesulitan dalam mempelajari
matematika. Maka dari itu siswa harus fokus ketika guru sedang menerangkan
materi matematika, sedangkan kebanyakan guru menggunakan metode ceramah dalam
pembelajarannya. Akibatnya siswa menjadi cepat lelah dan bosan dalam belajar
matematika, oleh karena itu guru dituntut untuk memiliki kreatifitas dalam
pembelajaran matematika. Alat peraga dapat membatu guru untuk menyampaikan ide
atau gagasannya dalam pembelajaran matematika agar siswa lebih aktif dan tidak
bosan.
·
Citra
pembelajaran matematika kurang baik
Pandangan siswa saat ini terhadap matematika
memang kurang baik, mereka berpandangan bahwa pembelajaran matematika itu
menakutkan, tegang, bosan dan banyak PR. Hal ini disebabkan karena guru kurang
dapat mengkomunikasikan materi matematika yang bersifat kaku tersebut agar dapat
diterima dan dipahami dengan baik oleh siswa. Pembelajaran
matematika di sekolah sampai saat ini umumnya dimulai dari penyampaian definisi
atau pengertian dari suatu objek secara intuitif, dilanjutkan dengan
pengoperasian terhadap objek tersebut, serta diakhiri dengan pemberian contoh kemudian
pemberian tugas atau PR yang banyak sebagai latihan. Dalam pembelajaran matematika yang
notabennya banyak siswa yang menganggap bahwa matematika itu sulit, penuh
dengan rumus-rumus dan angka-angka, sehingga sebelum kegiatan pembelajaran
dimulai siswa sudah menyerah dan merasa tidak akan mampu menguasai materi
pelajaran yang akan disampaikan, hal ini mengakibatkan siswa menjadi tidak
dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. Maka dari itu alat peraga
dapat membantu guru untuk mengubah paradigma yang selama ini berkembang pada
masyarakat pada umumnya dan siswa khususnya.
·
Kemampuan
kognitif siswa masih konkret
Pada dasarnya kemampuan kognitif
siswa itu konkret, sedangkan materi matematika itu bersifat abstrak. Hal ini
akan menjadi hambatan bagi siswa dalam pembelajaran matematika. maka untuk
memahami konsep dan prinsip masih diperlukan pengalaman melalui obyek konkret
(Soedjadi, 1995:1) Suatu konsep diangkat melalui manipulasi dan observasi
terhadap obyek konkret, kemudian dilakukan proses abstraksi dan idealisasi.
Jadi dalam proses pembelajaran matematika, peranan media/alat peraga sangat
penting untuk pemahaman suatu konsep atau prinsip.
3. Tujuan, Fungsi, dan manfaat media
pembelajaran
a.
Tujuan
Penggunaan media pengajaran sangat
diperlukan dalam kaitannya dengan peningkatan mutu pendidikan khususnya dalam
pembelajaran membaca puisi. Menurut Achsin (1986:17-18) menyatakan bahwa tujuan
penggunaan media pengajaran adalah (1) agar proses belajar mengajar yang sedang
berlangsung dapat berjalan dengan tepat guna dan berdaya guna, (2) untuk
mempermudah bagi guru/pendidik daiam menyampaikan informasi materi kepada anak
didik, (3) untuk mempermudah bagi anak didik dalam menyerap atau menerima serta
memahami materi yang telah disampaikan oleh guru/pendidik, (4) untuk dapat
mendorong keinginan anak didik untuk mengetahui lebih banyak dan mendalam
tentang materi atau pesan yang disampaikan oleh guru/pendidik, (5) untuk
menghindarkan salah pengertian atau salah paham antara anak didik yang satu
dengan yang lain terhadap materi atau pesan yang disampaikan oleh
guru/pendidik. Sedangkan Sudjana, dkk. (2002:2) menyatakan tentang tujuan
pemanfaatan media adalah (1) pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa
sehingga dapat menimbulkan motivasi, (2) bahan pelajaran akan lebih jelas
maknanya sehingga dapat lebih dipahami, (3) metode mengajar akan lebih
bervariasi, dan (4) siswa akan lebih banyak melakukan kegiatan belajar. Jadi
dapat disimpulkan bahwa tujuan penggunaan media adalah (1) efektivitas dan
efisiensi dalam kegiatan belajar mengajar, (2) meningkatkan motivasi belajar
siswa, (3) variasi metode pembelajaran, dan (4) peningkatan aktivasi siswa
dalam kegiatan belajar mengajar.
b.
Fungsi
Dalam sistem pembelajaran modern,
maka metode, prosedur dan teknik yang diterapkan dalam mengajar bidang studi
mempunyai tujuan agar supaya proses pembelajaran efektif. Media di sini
mempunyai sumbangan yang cukup besar dalam mencapai tujuan pembelajaran
tersebut, karena media tersebut mempunyai banyak fungsi. Fungsi media
pembelajaran di sini akan penulis sitir dari pendapat para ahli atau hasil penelitian,
yaitu antara lain:
a) Berdasarkan hasil penelitian
terhadap kegunaan berbagai media pembelajaran oleh Edgar Dale, YD Finn dan
F.Hoban dari Amerika Serikat, dapat ditarik kesimpulan bahwa media audio visual
aids (AVA) apabila dipergunakan secara baik dan benar akan memberikan sumbangan
pendidikan sebagai berikut:
1) Dapat memberikan pemikiran yang
abstrak maupun konkrit
2) Dapat memberikan pengalaman yang
sukar diperoleh dengan cara lain
3) Dapat memperoleh perbendaharaan
siswa (tidak verbalistik)
4) Mempertinggi perhatian siswa
5) Memberikan realitas, sehingga mendorong
adanya selt-activity.
6) Memberikan hasil belajar yang
permanen
b) Menurut Derek Rowtree, media pembelajaran
(media pembelajaran edukatif) mempunyai fungsi:
1) Membangkitkan motivasi belajar
2) Dapat mengulang apa yang telah
dipelajari
3) Menyediakan stimulus belajar
4) Mengaktifkan respon peserta didik
(siswa)
5) Menggalakan latihan yang serasi
6) Memberikan balikan dengan segera
c) Mc.Know mengemukakan bahwa media
pembelajaran mempunyai 4 (empat) fungsi yaitu:
1) Memberikan kejelasan (Clarification)
2) Memberikan rangsangan (Stimulation)
3) Memberikan motivasi belajar
4) Mengubah titik berat pendidikan
formal yang mementingkan kebutuhan kehidupan siswa dibandingkan dengan penekanan
pada instruksional akademis.
Disamping ketiga pendapat tersebut
diatas, masih banyak pendapat lain misalnya bahwa, fungsi media dapat mendorong
terjadinya interaksi langsung antara peserta didik (siswa) dengan guru, siswa
dengan siswa, serta siswa dengan lingkungannya. Disamping menambah pengalaman
yang nyata tentang sesuatu yang nyata dan menambah variasi dalam menyajikan.
Media pembelajaran dapat membangkitkan motivasi belajar siswa, karena media pembelajaran pada umumnya merupakan suatu yang baru bagi siswa sehingga dapat menarik perhatiannya. Media mendorong siswa untuk ingin tahu lebih banyak dan memungkinkan untuk berbuat sesuatu. Selain itu media memberikan kepada siswa besar dibandingkan dengan cara tradisional, serta media lebih konkrit dan mudah untuk dipahami.
Media pembelajaran dapat membangkitkan motivasi belajar siswa, karena media pembelajaran pada umumnya merupakan suatu yang baru bagi siswa sehingga dapat menarik perhatiannya. Media mendorong siswa untuk ingin tahu lebih banyak dan memungkinkan untuk berbuat sesuatu. Selain itu media memberikan kepada siswa besar dibandingkan dengan cara tradisional, serta media lebih konkrit dan mudah untuk dipahami.
c.
Manfaat
Secara umum manfaat penggunaan media
pengajaran dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu (1) media pengajaran dapat
menarik dan memperbesar perhatian anak didik terhadap materi pengajaran yang
disajikan, (2) media pengajaran dapat mengatasi perbedaan pengalaman belajar
anak didik berdasarkan latar belakang sosil ekonomi, (3) media pengajaran dapat
membantu anak didik dalam memberikan pengalaman belajar yang sulit diperoleh
dengan cara lain, (5) media pengajaran dapat membantu perkembangan pikiran anak
didik secara teratur tentang hal yang mereka alami dalam kegiatan belajar
mengajar mereka, misainya menyaksikan pemutaran film tentang suatu kejadian
atau peristiwa. rangkaian dan urutan kejadian yang mereka saksikan dan
pemutaran film tadi akan dapat mereka pelajari secara teratur dan
berkesinambungan, (6) media pengajaran dapat menumbuhkan kemampuan anak didik
untuk berusaha mempelajari sendiri berdasarkan pengalaman dan kenyataan, (7)
media pengajaran dapat mengurangi adanya verbalisme dalain suatu proses (dalam
bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka) (Latuheru, 1988:23-24). Sedangkan
menurut Sadiman, dkk. (2002:16), media pengajaran dapat mengatasi keterbatasan
ruang, waktu, dan daya indera, misalnya (1) obyek yang terlalu besar bisa
digantikan dengan realita, gambar, film, atau model, (2) obyek yang kecil bisa
dibantu dengan menggunakan proyektor, gambar, (3) gerak yang terlalu cepat
dapat dibantu dengan timelapse atau high-speed photography, (4)
kejadian atau peristiwa di masa lampau dapat ditampilkan dengan pemutaran
film, video, foto, maupun VCD, (5) objek yang terlalu kompleks (misalnya
mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain, dan (6)
konsep yang terlalu luas (misalnya gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan
lain-lain) dapat divisualisasikan dalam bentuk film, gambar, dan lain-lain.
Pemanfaatan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar perlu direncanakan
dan dirancang secara sistematik agar media pembelajaran itu efektif untuk
digunakan dalam proses belajar mengajar. Ada beberapa pola pemanfaatan media
pembelajaran, yaitu (1) pemanfaatan media dalam situasi kelas atau di dalam
kelas, yaitu media pembelajaran dimanfaatkan untuk menunjang tercapainya tujuan
tertentu dan pemanfaatannya dipadukan dengan proses belajar mengajar dalam
situasi kelas, (2) pemanfaatan media di luar situasi kelas atau di luar kelas,
meliputi (a) pemanfaatan secara bebas yaitu media yang digunakan tidak
diharuskan kepada pemakai tertentu dan tidak ada kontrol dan pengawasan dad
pembuat atau pengelola media, serta pemakai tidak dikelola dengan prosedur dan
pola tertentu, dan (b) pemanfaatan secara terkontrol yaitu media itu digunakan
dalam serangkaian kegiatan yang diatur secara sistematik untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan untuk dipakai oleh sasaran pemakai (populasi
target) tertentu dengan mengikuti pola dan prosedur pembelajaran tertentu
hingga mereka dapat mencapai tujuan pembelajaran tersebut, (3) pemanfaatan
media secara perorangan, kelompok atau massal, meliputi (a) pemanfaatan media
secara perorangan, yaitu penggunaan media oleh seorang saja (sendirian saja),
dan (b) pemanfaatan media secara kelompok, baik kelompok kecil (2—8 orang)
maupun kelompok besar (9—40 orang), (4) media dapat juga digunakan secara
massal, artinya media dapat digunakan oleh orang yang jumlahnya puluhan,
ratusan bahkan ribuan secara bersama-sama.
Berdasarkan
pendapat tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa seorang guru dalam memanfaatkan suatu media untuk
digunakan dalarn proses belajar mengajar harus memperhatikan beberapa hal,
yaitu (1) tujuan pembelajaran yang akan dicapai, (2) isi materi pelajaran, (3)
strategi belajar mengajar yang digunakan, (4) karakteristik siswa yang belajar.
Karakteristik siswa yang belajar yang dimaksud adalah tingkat pengetahuan siswa
terhadap media yang digunakan, bahasa siswa, artinya isi pesan yang disampaikan
melalui media harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan berbahasa atau
kosakata yang dimiliki siswa sehingga memudahkan siswa dalam memahami isi
materi yang disampaikan melalui media. Selain itu, penting juga untuk
memperhatikan jumlah siswa. Artinya media yang digunakan hendaknya disesuaikan
dengan jumlah siswa yang belajar.
4. Jenis dan macam media
a.
Manual
Adapun karakteristik media manual yaitu :
·
penyampaian
pesan lewat simbol-simbol visual
·
bersifat kongkret, dapat mengatasi
batasan ruang dan waktu
·
dapat
memperjelas suatu masalah dalam bidang masalah apa saja dan pada tingkat usia
berapa saja
·
mengandung
pesan yang bersifat interpretative
contoh dari media manual diantaranya:
o
Model bangun (d-r)
Model bangun dimensi ruang yang melalui
visualisasi alat peraga berbasis TIK dengan
menggunakan Softwere Power Point pada kelas
eksperimen dan OHP pada kelas kontrol.
o
Alat
ukur (meter)
Dengan media manual seperti penggaris dan busur derajat,
siswa belajar untuk menggunakan alat ukur tersebut misal dalam menghitung
panjang dan besar sudut dalam koordinat polar.
o
Alat
permainan
Permainan ini merupakan teknik yang dapat memotivasi para
siswa, khususnya untuk materi yang berulang-ulang dan mebosankan. Permainan
mungkin hanya melibatkan satu orang, atau sekelompok siswa. Permainan sering
kali mensyarakan siswa untuk menggunakan keterampilan problem solving atau
untuk mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam tingkat akurasi dan efisiensi
yang tinggi.
o
Skema
konsep
Buzan mengemukakan bahwa cara belajar siswa yang alami
(natural) adalah sesuai dengan cara kerja otak berupa pikiran. Yang produknya
berupa peta konsep. Dengan demikian belajar akan efektif dengan cara membuat
peta konsep, sehingga setiap konsep utama yang dipelajari semuanya
teridentifikasi tidak ada yang terlewat dan kaitan fungsionalnya jelas,
kemudian dinarasikan dengan gaya bahasa masing-masing. Sehingga dalam media
pembelajaran matematika diperlukan skema konsep untuk memudahkan siswa dalam
belajar matematika.
o
Peragaan
rumus
Alat peraga juga dapat dipakai untuk memeragakan rumus yang
ada dalam materi matematika. Sehingga dapat memudahkan siswa dalam menghafal,
memahami dan mengaplikasikan rumus tersebut.
o
Gambar-diagram
Penyajian gambar dan diagram pada
media pembelajaran diperlukan ketika sesuai dengan materi. Hal ini akan
mengurangi kejenuhan siswa dalam pembelajaran matematika, misalkan diagram pada
materi statistika, gambar pada materi bangun ruang.
b.
Elektronik
Adapun karakteristik dari media elektronik (microsoft power
point/macro media flash) diantaranya:
·
Media
ini menarik untuk digunakan sebagai alat presentasi adalah berbagai kemampuan
pengolahan teks, wana, dan gambar, serta animasi-animasi yang bisa diolah
sendiri sesuai kreatifitas penggunanya.
· Pada
prinsipnya program ini terdiri dari beberapa unsur rupa, dan pengontrolan
operasionalnya. Unsur rupa yang dimaksud, terdiri dari slide, teks, gambar dan
bidang-bidang warna yang dapat dikombinasikan dengan latar belakang yang telah
tersedia..
Contoh
dari Media Elektronik yaitu :
o
OHP
Media pembelajaran yang digunakan
untuk mengaktifkan siswa adalah melalui
media OHP, Overhead Projector (OHP), yang diterjemahkan projektor
lintas kepala adalah projektor yang dipergunakan untuk memprojeksikan objek
diam yang tembus cahaya (transparan). Projeksi diterima oleh layar atau
alternatifnya, sebagai misal dinding. Objek yang dimaksud adalah filem
transparansi (misal: polifinil asetat) yang diberi tulisan atau gambar,
sehingga bila diprojeksikan, pada layar akan tergambar bayangan tulisan atau
gambar yang ada pada filem transparansi. Sesekali objek dapat berupa benda yang
tidak tembus cahaya, akan tetapi mempunyai bentuk tertentu yang bila
diprojeksikan akan dapat memvisualisasikan suatu gagasan. Penggunaaan
media pembelajaran melalui visualisasi alat
peraga berbasis OHP dalam pembelajaran matematika
diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar
matematika siswa.
o
Komputer
Dengan perkembangannya yang semakin
canggih, maka sampai saat ini banyak dirasakan manfaatnya dalam berbagai bidang
kehidupan. Salah satu manfaat komputer adalah dalam bidang pendidikan misalnya
multimedia. Dimana dengan pemanfaatan multimedia, proses pembelajaran lebih
bermakna, karena mampu menampilkan teks, warna, suara, video, gerak, gambar
serta mampu menampilkan kepintaran yang dapat menyajikan proses interaktif.
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi juga bermanfaat dalam pendidikan, salah
satunya adalah pembelajaran berbantuan komputer, dalam penggunaannya menurut
Sudjana dan Rivai (1989) terdapat beberapa model pembelajaran berbantuan
komputer, yaitu model latihan dan praktek (drill and practice), model tutorial
(tutorials), model penemuan (problem solving), model simulasi (simulations) dan
model permainan (game).
Menurut Ruseffendi, 1984 (dalam Didi, 1991) penggunaan
komputer dalam pembelajaran matematika banyak peranannya, baik sebagai alat
hitung maupun sebagai alat penyampaian materi pelajaran. Sebagai alat hitung,
komputer dapat melakukan perhitungan untuk mencari: logaritma, perbandingan
trigonometri, operasi hitung, dan sebagainya. Sedangkan sebagai alat/media
penyampaian materi pelajaran, komputer dapat diprogram untuk membantu siswa
dalam belajar (pembelajaran individu). Dalam pembelajaran matematika, komputer
banyak digunakan untuk menyampaikan materi yang memerlukan gerak (animasi),
gambar, teks, dan warna. Semua fasilitas tersebut ada pada komputer, dan sernua
fasilitas tersebut dapat dimanfaatkan untuk memvisualisasikan konsep abstrak
dalam matematika menjadi konkret
o
Power
point
PowerPoint atau Microsoft Office PowerPoint
adalah sebuah program komputer untuk presentasi yang dikembangkan oleh
Microsoft. Dengan power point guru atau siswa dapat mempresentasikan materi
matematika dengan tampilan yang lebih menarik, hal ini dapat membantu siswa
dalam proses pembelajaran.
o
Internet
Salah satu media
pembelajaran yang bisa digunakan adalah internet, selain
untuk browshing dan chating, internet juga dapat dimanfaatkan sebagai
media pembelajaran yang efektif dan
efisien. Aplikasi dalam internet yang digunakan
dalam pengembangan media pembelajaran salah satu
contohnya adalah blog dan e-learning.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Belajar adalah sebuah proses yang
kompeks yang terjadi pada semua orang dan terjadi seumur hidup, dari ayunan
sampai ke liang lahat. Salah satu tanda telah terjadinya proses belajar adalah
adanya perubahan tingkah laku pada diri seseorang.
2. Pada
hakikatnya proses belajar mengajar itu merupakan proses komunikasi, baik
komunikasi antara siswa dengan guru, komunikasi antar siswa, atau bahkan
komunikasi antara siswa dengan lingkungan belajar.
3. media adalah semua bentuk perantara
yang dipakai orang penyebar idea, sehingga gagasannya sampai pada penerima.
4. media
sangat berperan penting dalam proses pembelajaran khususnya dalam pembelajaran
Matematika.Terdapat beberapa alasan pentingnya media dalam pembelajaran
matematika, yaitu : Objek
matematika itu abstrak sehingga memerlukan peragaan, Sifat materi matematika tidak mudah dipahami,
Hirarki matematika ketat dan kaku, Aplikasi matematika kurang nyata, Belajar
matematika perlu fokus, Citra pembelajaran matematika kurang baik dan Kemampuan kognitif siswa masih
konkret.
B.
Kritik
dan saran
Diakui atau tidak, sekarang ini
kebodohan masih menggelayut pada masyarakat kita. Perkembangan ilmu dan tekhnologi
serta tipisnya jarak antara dunia maju dengan bangsa terbelakang akibat
globalisasi, belum mampu mengubah bangsa ini menjadi bangsa yang cerdas dan
berilmu. Kita telah kehilangan dan banyak ketinggalan dibandingkan kemajuan
yang dicapai oleh Negara tetangga, apalagi dengan Negara super seperti Amerika
dan Negara – Negara di Eropa.
Maka dari itu sudah waktu kita harus
bersungguh-sungguh menciptakan pendidikan yang bermutu serta berkualitas guna
menghapus kebodohan yang masih menggelayut pada masyarakat kita. Salah satu
usaha yang dapat kita lakukan untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas
adalah dengan memanfaatkan media disetiap jenjang pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/196005011985032-ADE_ROHAYATI/HANDOUT_MEDIA_PEMBEL._DEPAG.pdf