26.2.13

Makalah Media Pembelajaran Matematika

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga dengan semangat yang ada penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Media Pembelajaran Matematika”. Penulis menyadari, bahwa tanpa dukungan dan dorongan dari berbagai pihak, penulisan makalah ini tidak akan berjalan dengan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah workshop dan juga kepada teman-teman seperjungan semua.
Tak ada yang pantas penulis ucapkan selain kepada Alllah, SWT, semoga amal dan perbuatan baiknya mendapatkan balasan-Nya. Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini belum sempurna dan masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang membangun akan penulis terima dengan tangan terbuka demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan khasanah pengetahuan bagi kita semua.

                Pekanbaru,  februari  2013

                  Penulis


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
                  A.    LatarBelakang
                  B.     Rumusan Masalah
BAB II. PEMBAHASAN
                  A.    Belajar dan Pembelajaran
                        1.      Pengertian Belajar dan Pembelajaran
                        2.      Hakikat Pembelajaran
                  B.     Media
                        1.      Pengertian Media
                        2.      Peran Media Dalam Pembelajaran Matematika
                        3.      Tujuan, fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
BAB 3. PENUTUP
                 A.    Kesimpulan
                 B.     Kritik dan Saran
DAFTAR PUSTAKA



BAB I
PENDAHULUAN
            A.    Latar Belakang
saat kita bertanya pendapat seorang siswa  tentang pembelajaran matematika, maka akan banyak terdengar keluhan bahwa pelajaran matematika membosankan, tidak menarik, bahkan penuh misteri, sehingga berujung pada hasil belajar matematika kurang memuaskan. Hal tersebut diantaranya disebabkan masih kurangnya kreatifitas guru matematika sebagai pengajar dalam menyajikan media pembelajaran yang lebih menyenangkan dan dekat dengan dunia siswa. Sebagaimana Arsyad (2006:15) mengemukakan dua unsur yang amat penting dalam proses pembelajaran di kelas yaitu model/strategi dan media pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran matematika di sekolah terdapat beberapa permasalahan. Terkait dengan karekteristik matematika, objeknya yang abstrak, konsep dan prinsipnya berjenjang, dan prosedur pengerjaannya yang banyak memanipulasi bentuk-bentuk membuat siswa seringkali mengalami kesulitan. Objek tersebut tidak semuanya bisa divisualisasikan dalam tiga dimensi yang bisa diindera dengan baik oleh siswa. Hal ini menuntut peraga atau media yang tepat, yang mampu membantu siswa memahami konsep yang diajarkan dan mampu mengatasi keberagaman kecepatan belajar dan gaya belajar siswa, serta mengatasi keterbatasan yang ada pada guru.
            B.     Rumusan masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan Pembelajaran?
2.      Apakah yang dimaksud dengan media?
3.       Bagaimanakah peran media dalam Pembelajaran matematika?
4.      Apakah Tujuan, Fungsi, dan manfaat media pembelajaran?


BAB II
PEMBAHASAN

            A.    Belajar dan Pembelajaran
1.      Pengertian Belajar dan Pembelajaran
Belajar adalah sebuah proses yang kompeks yang terjadi pada semua orang dan terjadi seumur hidup, dari ayunan sampai ke liang lahat. Salah satu tanda telah terjadinya proses belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri seseorang. Secara umum perubahan tingkah laku tersebut bisa yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan ketrampilan (psikomotorik) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif).
Namun demikian tidak semua perubahan perilaku bisa dikategorikan sebagai hasil dari proses belajar. Perubahan sikap sebagai hasil belajar berasal dari hasil interaksi dengan lingkungan, bersifat relatif permanen, dan menetap, dan bukan karena pertumbuhan fisik atau kedewasaan, penyakit, atau obat-obatan (Arif, 2006:2).
Terkait dengan proses perolehan pengetahuan dan keterampilan, Bruner dalam Arsyad (2006:7) membagi 3 modus belajar, yaitu pengalaman langsung (enactive), pengalaman gambar (iconic), dan pengalaman abstrak (symbolic). Tahapan enactive merupakan tahapan dalam belajar dimana seorang siswa belajar melalui pengalaman langsung, dengan menggunakan benda-benda kongkrit. Pada tahapan iconic, siswa berusaha mewujudkan pengetahuan dalam bentuk bayangan visual (visual emagery), yang menggambarkan situasi konkrit yang ada pada tahap enactive. Sedangkan dalam tahapan symbolic, siswa berusaha mepresentasikan pengetahuannya dalam bentuk simbol-simbol abstrak
2.      Hakikat Pembelajaran
Pada hakikatnya proses belajar mengajar itu merupakan proses komunikasi, baik komunikasi antara siswa dengan guru, komunikasi antar siswa, atau bahkan komunikasi antara siswa dengan lingkungan belajar.
Dalam proses komunikasi guru dapat menyampaikan apa yang dimiliki kepada siswanya dengan tujuan agar pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki seorang guru dapat pula dimiliki siswanya. Seorang guru perlu menyadari bahwa proses komunikasi tidak selalu dapat berjalan dengan lancar,  bahkan proses komunikasi itu dapat menimbulkan kebingungan, salah pengertian, bahkan mungkin salah konsep. Kesalahan komunikasi bagi seorang guru dapat dirasakan oleh para siswanya sebagai penghambat proses belajarnya. Kesalahan komunikasi dalam proses belajar mengajar dapat terjadi karena beberapa sebab, diantaranya:
       ·      Guru sebagai komunikator kurang mampu dalam cara menyampaikan pesan.
       ·      Adannya perbedaan daya tengkap para siswa sebagai komunikan.
       ·      Adanya perbedaann ruang dan waktu antara guru sebagai komunikator dengan siswa sebagai komunikan
     ·    Jumlah siswa sebagai komunikan sangat besar, sehingga sukar dijangkau secara perorangan oleh guru sebagai komunikator.
Untuk menghindari atau mengurangi kemungkinan-kemungkinan terjadinya salah komunikasi maka harus digunakan sarana yang dapat membantu proses komunikasi, diantaranya yang disebut dengan media. Dalam proses belajar mengajar, media yang digunakan disebut pula media pendidikan. Karena media sebagai unsur penunjang dalam proses komunikasi maka jenis, bentuk dan fungsi media itu sangat ditentukan oleh jenis, bentuk dan tujuan komunikasi itu sendiri.
            B.     Media
            1.      Pengertian Media
Menurut Santoso S. Hamidjojo, media adalah semua bentuk perantara yang dipakai orang penyebar idea, sehingga gagasannya sampai pada penerima. Menurut Mc Luhan, media adalah sarana yang disebut pula channel, karena pada hakikatnya media telah memperluas atau memperpanjang kemampuan manusia untuk merasakan, mendengar dan melihat batas-batas jarak, ruang dan waktu tertentu, kini dengan bentuan media batas-batas itu hampir menjadi tidak ada. Sedangkan menurut menurut Blake dengan Horalsen, media adalah saluran dimana perantara ini merupakan jalan atau alat untuk lalu lintas suatu pesan antara komunikator dengan komunikan. Ada dua pendapat mengenai media pendidikan yang dapat diutarakan disini :
Pertama, Santoso S. Hamidjojo, adalah media yang penggunaanya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran yang biasanya sudah dituangkan dalam Garis-garis Besar Program Pembelajaran (GBPP) dan dimaksudkan untuk mengoptimalkan pencapaian suatu kegiatan belajar mengajar.
Kedua, menurut Briggs, media pendidikan adalah peralatan fisik untuk membawakan atau menyampaikan pengajaran, mencakup buku, film, video tape sajian slide tape dan sebagainya, serta suara guru dan perilaku non verbal.
Dari kedua batasan media pendidikan tersebut diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa yang dimaksud media pendidikan adalah perangkat “software” dan “Hardware” yang berfungsi sebagai alat belajar dan alat bantu belajar. Yang dimaksud dengan “hardware” pada definisi diatas  adalah peralatan seperti : overhead projektor, radio, recorder, televisi, video tape, slide dan projektor film. Sedangkan yang dimaksud “software” adalah informasi dan cerita yang terdapat pada “hardware” diatas. Media pembelajaran metematika yang lebih cenderung disebut alat peraga matematika dapat didefinisikan sebagai suatu alat peraga yang penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi GBPP bidang studi matematika dan bertujuan untuk mempertinggi mutu kegiatan kegiatan belajar mengajar
              2.      Peran Media dalam Pembelajaran Matematika
 Seperti yang telah disebutkan diatas media sangat berperan penting dalam proses pembelajaran khususnya dalam pembelajaran Matematika.
Terdapat beberapa alasan pentingnya media dalam pembelajaran matematika, yaitu :
            ·        Objek matematika itu abstrak sehingga memerlukan peragaan
Dengan alat pembelajaran matematika, materi matematika yang abstrak disajikan kedalam pendekatan yang lebih konkret, ada visualisasinya, serta manfaat dalam mempelajari materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Sementara menurut Murwani (1999), untuk membelajarkan matematika secara benar pada siswa mutlak harus menggunakan alat peraga untuk memudahkan siswa mengenal konsep‑konsep matematika.
            ·         Sifat materi matematika tidak mudah dipahami
Materi dari matematika bersifat abstrak, hal ini menjadikan materi matematika tidak mudah dipahami oleh kebanyakan siswa. Maka dari itu dengan alat pembelajaran matematika siswa diharuskan berpartisipasi lebih aktif, mereka tidak hanya melihat, mendengar, dan memperhatikan saja, tetapi mereka juga harus melakukan/latihan, sehingga pembelajaran minds on dan hands on bisa tercapai, konsep dibangun oleh siswa sendiri. Contohnya : dalam metode eliminasi, apabila disajikan dalam alat peraga maka tiap langkah yang harus dilakukan tidak dihapal oleh siswa tetapi dipahami, mereka membangun konsep sendiri dan mereka tahu alasan melakukan tiap langkah tersebut
            ·         Hirarki matematika ketat dan kaku.
Dalam matematika terdapat materi prasyarat yang diperlukan untuk dapat menginjak ke materi selanjutnya. Hirarki belajar menurut Gagne harus disusun dari atas ke bawah atau up down (Orton,1987). Dimulai dengan menempatkan kemampuan, pengetahuan, ataupun keterampilan yang menjadi salah satu tujuan dalam proses pembelajaran di puncak dari hirarki belajar tersebut, diikuti kemampuan, keterampilan, atau pengetahuan prasyarat (prerequisite) yang harus mereka kuasai lebih dahulu agar mereka berhasil mempelajari keterampilan atau pengetahuan diatasnya.  Hirarki matematika bersifat ketat dan kaku artinya dalam pemecahan masalah membutuhkan aturan, prinsip dan konsep-konsep terdefinisi sebagai prasyaratnya, yang membutuhkan konsep konkret sebagai prasyarat berikutnya lagi. Jadi diperlukan media agar dapat menuntun untuk terbiasa dalam belajar matematika yang tatanannya bersifat siatematis dan cenderung kaku.
            ·         Aplikasi matematika kurang nyata
Dapat dirasakan oleh siswa bahwa aplikasi matematika itu kurang nyata, bahkan siswa hanya menganggap bahwa matematika adalah kumpulan angka dan simbol-simbol. Oleh karena itu diperlukan media agar matematika dapat diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu siswa juga dapat dengan mudah dalam mempelajari konsep-konsep dalam matematika.
            ·         Belajar matematika perlu fokus
Matematika memang tidah mudah dipahami, serta hirarkinya yang kaku sehingga membuat siswa menjadi kesulitan dalam mempelajari matematika. Maka dari itu siswa harus fokus ketika guru sedang menerangkan materi matematika, sedangkan kebanyakan guru menggunakan metode ceramah dalam pembelajarannya. Akibatnya siswa menjadi cepat lelah dan bosan dalam belajar matematika, oleh karena itu guru dituntut untuk memiliki kreatifitas dalam pembelajaran matematika. Alat peraga dapat membatu guru untuk menyampaikan ide atau gagasannya dalam pembelajaran matematika agar siswa lebih aktif dan tidak bosan.
            ·         Citra pembelajaran matematika kurang baik
Pandangan siswa saat ini terhadap matematika memang kurang baik, mereka berpandangan bahwa pembelajaran matematika itu menakutkan, tegang, bosan dan banyak PR. Hal ini disebabkan karena guru kurang dapat mengkomunikasikan materi matematika yang bersifat kaku tersebut agar dapat diterima dan dipahami dengan baik oleh siswa. Pembelajaran matematika di sekolah sampai saat ini umumnya dimulai dari penyampaian definisi atau pengertian dari suatu objek secara intuitif, dilanjutkan dengan pengoperasian terhadap objek tersebut, serta diakhiri dengan pemberian contoh kemudian pemberian tugas atau PR yang banyak sebagai latihan. Dalam pembelajaran matematika yang notabennya banyak siswa yang menganggap bahwa matematika itu sulit, penuh dengan rumus-rumus dan angka-angka, sehingga sebelum kegiatan pembelajaran dimulai siswa sudah menyerah dan merasa tidak akan mampu menguasai materi pelajaran yang akan disampaikan, hal ini mengakibatkan siswa menjadi tidak dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. Maka dari itu alat peraga dapat membantu guru untuk mengubah paradigma yang selama ini berkembang pada masyarakat pada umumnya dan siswa khususnya.
            ·         Kemampuan kognitif siswa masih konkret
Pada dasarnya kemampuan kognitif siswa itu konkret, sedangkan materi matematika itu bersifat abstrak. Hal ini akan menjadi hambatan bagi siswa dalam pembelajaran matematika. maka untuk memahami konsep dan prinsip masih diperlukan pengalaman melalui obyek konkret (Soedjadi, 1995:1) Suatu konsep diangkat melalui manipulasi dan observasi terhadap obyek konkret, kemudian dilakukan proses abstraksi dan idealisasi. Jadi dalam proses pembelajaran matematika, peranan media/alat peraga sangat penting untuk pemahaman suatu konsep atau prinsip. 
           3.      Tujuan, Fungsi, dan manfaat media pembelajaran
            a.       Tujuan
Penggunaan media pengajaran sangat diperlukan dalam kaitannya dengan peningkatan mutu pendidikan khususnya dalam pembelajaran membaca puisi. Menurut Achsin (1986:17-18) menyatakan bahwa tujuan penggunaan media pengajaran adalah (1) agar proses belajar mengajar yang sedang berlangsung dapat berjalan dengan tepat guna dan berdaya guna, (2) untuk mempermudah bagi guru/pendidik daiam menyampaikan informasi materi kepada anak didik, (3) untuk mempermudah bagi anak didik dalam menyerap atau menerima serta memahami materi yang telah disampaikan oleh guru/pendidik, (4) untuk dapat mendorong keinginan anak didik untuk mengetahui lebih banyak dan mendalam tentang materi atau pesan yang disampaikan oleh guru/pendidik, (5) untuk menghindarkan salah pengertian atau salah paham antara anak didik yang satu dengan yang lain terhadap materi atau pesan yang disampaikan oleh guru/pendidik. Sedangkan Sudjana, dkk. (2002:2) menyatakan tentang tujuan pemanfaatan media adalah (1) pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menimbulkan motivasi, (2) bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami, (3) metode mengajar akan lebih bervariasi, dan (4) siswa akan lebih banyak melakukan kegiatan belajar. Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan penggunaan media adalah (1) efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan belajar mengajar, (2) meningkatkan motivasi belajar siswa, (3) variasi metode pembelajaran, dan (4) peningkatan aktivasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
            b.      Fungsi
Dalam sistem pembelajaran modern, maka metode, prosedur dan teknik yang diterapkan dalam mengajar bidang studi mempunyai tujuan agar supaya proses pembelajaran efektif. Media di sini mempunyai sumbangan yang cukup besar dalam mencapai tujuan pembelajaran tersebut, karena media tersebut mempunyai banyak fungsi. Fungsi media pembelajaran di sini akan penulis sitir dari pendapat para ahli atau hasil penelitian, yaitu antara lain:
a)      Berdasarkan hasil penelitian terhadap kegunaan berbagai media pembelajaran oleh Edgar Dale, YD Finn dan F.Hoban dari Amerika Serikat, dapat ditarik kesimpulan bahwa media audio visual aids (AVA) apabila dipergunakan secara baik dan benar akan memberikan sumbangan pendidikan sebagai berikut:
1)      Dapat memberikan pemikiran yang abstrak maupun konkrit
2)      Dapat memberikan pengalaman yang sukar diperoleh dengan cara lain
3)      Dapat memperoleh perbendaharaan siswa (tidak verbalistik)
4)      Mempertinggi perhatian siswa
5)      Memberikan realitas, sehingga mendorong adanya selt-activity.
6)      Memberikan hasil belajar yang permanen
b)      Menurut Derek Rowtree, media pembelajaran (media pembelajaran edukatif) mempunyai fungsi:
1)      Membangkitkan motivasi belajar
2)      Dapat mengulang apa yang telah dipelajari
3)      Menyediakan stimulus belajar
4)      Mengaktifkan respon peserta didik (siswa)
5)      Menggalakan latihan yang serasi
6)      Memberikan balikan dengan segera
c)      Mc.Know mengemukakan bahwa media pembelajaran mempunyai 4 (empat) fungsi yaitu:
1)      Memberikan kejelasan (Clarification)
2)      Memberikan rangsangan (Stimulation)
3)      Memberikan motivasi belajar
4)      Mengubah titik berat pendidikan formal yang mementingkan kebutuhan kehidupan siswa dibandingkan dengan penekanan pada instruksional akademis.
Disamping ketiga pendapat tersebut diatas, masih banyak pendapat lain misalnya bahwa, fungsi media dapat mendorong terjadinya interaksi langsung antara peserta didik (siswa) dengan guru, siswa dengan siswa, serta siswa dengan lingkungannya. Disamping menambah pengalaman yang nyata tentang sesuatu yang nyata dan menambah variasi dalam menyajikan.
Media pembelajaran dapat membangkitkan motivasi belajar siswa, karena media pembelajaran pada umumnya merupakan suatu yang baru bagi siswa sehingga dapat menarik perhatiannya. Media mendorong siswa untuk ingin tahu lebih banyak dan memungkinkan untuk berbuat sesuatu. Selain itu media memberikan kepada siswa besar dibandingkan dengan cara tradisional, serta media lebih konkrit dan mudah untuk dipahami.
            c.       Manfaat
Secara umum manfaat penggunaan media pengajaran dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu (1) media pengajaran dapat menarik dan memperbesar perhatian anak didik terhadap materi pengajaran yang disajikan, (2) media pengajaran dapat mengatasi perbedaan pengalaman belajar anak didik berdasarkan latar belakang sosil ekonomi, (3) media pengajaran dapat membantu anak didik dalam memberikan pengalaman belajar yang sulit diperoleh dengan cara lain, (5) media pengajaran dapat membantu perkembangan pikiran anak didik secara teratur tentang hal yang mereka alami dalam kegiatan belajar mengajar mereka, misainya menyaksikan pemutaran film tentang suatu kejadian atau peristiwa. rangkaian dan urutan kejadian yang mereka saksikan dan pemutaran film tadi akan dapat mereka pelajari secara teratur dan berkesinambungan, (6) media pengajaran dapat menumbuhkan kemampuan anak didik untuk berusaha mempelajari sendiri berdasarkan pengalaman dan kenyataan, (7) media pengajaran dapat mengurangi adanya verbalisme dalain suatu proses (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka) (Latuheru, 1988:23-24). Sedangkan menurut Sadiman, dkk. (2002:16), media pengajaran dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, misalnya (1) obyek yang terlalu besar bisa digantikan dengan realita, gambar, film, atau model, (2) obyek yang kecil bisa dibantu dengan menggunakan proyektor, gambar, (3) gerak yang terlalu cepat dapat dibantu dengan timelapse atau high-speed photography, (4) kejadian atau peristiwa di masa lampau dapat ditampilkan dengan pemutaran film, video, foto, maupun VCD, (5) objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain, dan (6) konsep yang terlalu luas (misalnya gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat divisualisasikan dalam bentuk film, gambar, dan lain-lain. Pemanfaatan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar perlu direncanakan dan dirancang secara sistematik agar media pembelajaran itu efektif untuk digunakan dalam proses belajar mengajar. Ada beberapa pola pemanfaatan media pembelajaran, yaitu (1) pemanfaatan media dalam situasi kelas atau di dalam kelas, yaitu media pembelajaran dimanfaatkan untuk menunjang tercapainya tujuan tertentu dan pemanfaatannya dipadukan dengan proses belajar mengajar dalam situasi kelas, (2) pemanfaatan media di luar situasi kelas atau di luar kelas, meliputi (a) pemanfaatan secara bebas yaitu media yang digunakan tidak diharuskan kepada pemakai tertentu dan tidak ada kontrol dan pengawasan dad pembuat atau pengelola media, serta pemakai tidak dikelola dengan prosedur dan pola tertentu, dan (b) pemanfaatan secara terkontrol yaitu media itu digunakan dalam serangkaian kegiatan yang diatur secara sistematik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan untuk dipakai oleh sasaran pemakai (populasi target) tertentu dengan mengikuti pola dan prosedur pembelajaran tertentu hingga mereka dapat mencapai tujuan pembelajaran tersebut, (3) pemanfaatan media secara perorangan, kelompok atau massal, meliputi (a) pemanfaatan media secara perorangan, yaitu penggunaan media oleh seorang saja (sendirian saja), dan (b) pemanfaatan media secara kelompok, baik kelompok kecil (2—8 orang) maupun kelompok besar (9—40 orang), (4) media dapat juga digunakan secara massal, artinya media dapat digunakan oleh orang yang jumlahnya puluhan, ratusan bahkan ribuan secara bersama-sama.
Berdasarkan pendapat tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa seorang guru dalam memanfaatkan suatu media untuk digunakan dalarn proses belajar mengajar harus memperhatikan beberapa hal, yaitu (1) tujuan pembelajaran yang akan dicapai, (2) isi materi pelajaran, (3) strategi belajar mengajar yang digunakan, (4) karakteristik siswa yang belajar. Karakteristik siswa yang belajar yang dimaksud adalah tingkat pengetahuan siswa terhadap media yang digunakan, bahasa siswa, artinya isi pesan yang disampaikan melalui media harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan berbahasa atau kosakata yang dimiliki siswa sehingga memudahkan siswa dalam memahami isi materi yang disampaikan melalui media. Selain itu, penting juga untuk memperhatikan jumlah siswa. Artinya media yang digunakan hendaknya disesuaikan dengan jumlah siswa yang belajar.
            4.      Jenis dan macam media
            a.       Manual
Adapun karakteristik media manual yaitu :
               ·         penyampaian pesan lewat simbol-simbol visual
               ·         bersifat kongkret, dapat mengatasi batasan ruang dan waktu
               ·        dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang masalah apa saja dan pada tingkat usia berapa saja
               ·         mengandung pesan yang bersifat interpretative
contoh dari media manual diantaranya:
o    Model bangun (d-r)
Model bangun dimensi ruang  yang  melalui  visualisasi  alat  peraga  berbasis  TIK dengan  menggunakan  Softwere  Power  Point  pada  kelas  eksperimen  dan OHP pada kelas kontrol.
o   Alat ukur (meter)
Dengan media manual seperti penggaris dan busur derajat, siswa belajar untuk menggunakan alat ukur tersebut misal dalam menghitung panjang dan besar sudut dalam koordinat polar.
o   Alat permainan
Permainan ini merupakan teknik yang dapat memotivasi para siswa, khususnya untuk materi yang berulang-ulang dan mebosankan. Permainan mungkin hanya melibatkan satu orang, atau sekelompok siswa. Permainan sering kali mensyarakan siswa untuk menggunakan keterampilan problem solving atau untuk mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam tingkat akurasi dan efisiensi yang tinggi.
o   Skema konsep
Buzan mengemukakan bahwa cara belajar siswa yang alami (natural) adalah sesuai dengan cara kerja otak berupa pikiran. Yang produknya berupa peta konsep. Dengan demikian belajar akan efektif dengan cara membuat peta konsep, sehingga setiap konsep utama yang dipelajari semuanya teridentifikasi tidak ada yang terlewat dan kaitan fungsionalnya jelas, kemudian dinarasikan dengan gaya bahasa masing-masing. Sehingga dalam media pembelajaran matematika diperlukan skema konsep untuk memudahkan siswa dalam belajar matematika.
o   Peragaan rumus
Alat peraga juga dapat dipakai untuk memeragakan rumus yang ada dalam materi matematika. Sehingga dapat memudahkan siswa dalam menghafal, memahami dan mengaplikasikan rumus tersebut.
o   Gambar-diagram
Penyajian gambar dan diagram pada media pembelajaran diperlukan ketika sesuai dengan materi. Hal ini akan mengurangi kejenuhan siswa dalam pembelajaran matematika, misalkan diagram pada materi statistika, gambar pada materi bangun ruang.
            b.      Elektronik
Adapun karakteristik dari media elektronik (microsoft power point/macro media flash) diantaranya:
          ·      Media ini menarik untuk digunakan sebagai alat presentasi adalah berbagai kemampuan pengolahan teks, wana, dan gambar, serta animasi-animasi yang bisa diolah sendiri sesuai kreatifitas penggunanya.
            ·      Pada prinsipnya program ini terdiri dari beberapa unsur rupa, dan pengontrolan operasionalnya. Unsur rupa yang dimaksud, terdiri dari slide, teks, gambar dan bidang-bidang warna yang dapat dikombinasikan dengan latar belakang yang telah tersedia..
Contoh dari Media Elektronik yaitu :
o   OHP
Media  pembelajaran  yang  digunakan  untuk    mengaktifkan siswa  adalah  melalui  media  OHP,  Overhead Projector (OHP), yang diterjemahkan projektor lintas kepala adalah projektor yang dipergunakan untuk memprojeksikan objek diam yang tembus cahaya (transparan). Projeksi diterima oleh layar atau alternatifnya, sebagai misal dinding. Objek yang dimaksud adalah filem transparansi (misal: polifinil asetat) yang diberi tulisan atau gambar, sehingga bila diprojeksikan, pada layar akan tergambar bayangan tulisan atau gambar yang ada pada filem transparansi. Sesekali objek dapat berupa benda yang tidak tembus cahaya, akan tetapi mempunyai bentuk tertentu yang bila diprojeksikan akan dapat memvisualisasikan suatu gagasan. Penggunaaan  media  pembelajaran  melalui visualisasi  alat  peraga  berbasis OHP  dalam  pembelajaran matematika  diharapkan  dapat  meningkatkan  prestasi  belajar  matematika siswa.
o   Komputer
Dengan perkembangannya yang semakin canggih, maka sampai saat ini banyak dirasakan manfaatnya dalam berbagai bidang kehidupan. Salah satu manfaat komputer adalah dalam bidang pendidikan misalnya multimedia. Dimana dengan pemanfaatan multimedia, proses pembelajaran lebih bermakna, karena mampu menampilkan teks, warna, suara, video, gerak, gambar serta mampu menampilkan kepintaran yang dapat menyajikan proses interaktif. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi juga bermanfaat dalam pendidikan, salah satunya adalah pembelajaran berbantuan komputer, dalam penggunaannya menurut Sudjana dan Rivai (1989) terdapat beberapa model pembelajaran berbantuan komputer, yaitu model latihan dan praktek (drill and practice), model tutorial (tutorials), model penemuan (problem solving), model simulasi (simulations) dan model permainan (game).
Menurut Ruseffendi, 1984 (dalam Didi, 1991) penggunaan komputer dalam pembelajaran matematika banyak peranannya, baik sebagai alat hitung maupun sebagai alat penyampaian materi pelajaran. Sebagai alat hitung, komputer dapat melakukan perhitungan untuk mencari: logaritma, perbandingan trigonometri, operasi hitung, dan sebagainya. Sedangkan sebagai alat/media penyampaian materi pelajaran, komputer dapat diprogram untuk membantu siswa dalam belajar (pembelajaran individu). Dalam pembelajaran matematika, komputer banyak digunakan untuk menyampaikan materi yang memerlukan gerak (animasi), gambar, teks, dan warna. Semua fasilitas tersebut ada pada komputer, dan sernua fasilitas tersebut dapat dimanfaatkan untuk memvisualisasikan konsep abstrak dalam matematika menjadi konkret
o   Power point
PowerPoint atau Microsoft Office PowerPoint adalah sebuah program komputer untuk presentasi yang dikembangkan oleh Microsoft. Dengan power point guru atau siswa dapat mempresentasikan materi matematika dengan tampilan yang lebih menarik, hal ini dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran.
o   Internet
Salah  satu  media  pembelajaran  yang  bisa  digunakan  adalah internet, selain untuk browshing dan chating, internet juga dapat dimanfaatkan sebagai media  pembelajaran  yang  efektif  dan  efisien.  Aplikasi  dalam  internet  yang digunakan  dalam  pengembangan  media  pembelajaran  salah satu contohnya adalah blog dan e-learning.

BAB III
PENUTUP

            A.    Kesimpulan
1.      Belajar adalah sebuah proses yang kompeks yang terjadi pada semua orang dan terjadi seumur hidup, dari ayunan sampai ke liang lahat. Salah satu tanda telah terjadinya proses belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri seseorang.
2.      Pada hakikatnya proses belajar mengajar itu merupakan proses komunikasi, baik komunikasi antara siswa dengan guru, komunikasi antar siswa, atau bahkan komunikasi antara siswa dengan lingkungan belajar.
3.      media adalah semua bentuk perantara yang dipakai orang penyebar idea, sehingga gagasannya sampai pada penerima.
4.      media sangat berperan penting dalam proses pembelajaran khususnya dalam pembelajaran Matematika.Terdapat beberapa alasan pentingnya media dalam pembelajaran matematika, yaitu : Objek matematika itu abstrak sehingga memerlukan peragaan, Sifat materi matematika tidak mudah dipahami, Hirarki matematika ketat dan kaku, Aplikasi matematika kurang nyata, Belajar matematika perlu fokus, Citra pembelajaran matematika kurang baik dan Kemampuan kognitif siswa masih konkret.

            B.     Kritik dan saran
Diakui atau tidak, sekarang ini kebodohan masih menggelayut pada masyarakat kita. Perkembangan ilmu dan tekhnologi serta tipisnya jarak antara dunia maju dengan bangsa terbelakang akibat globalisasi, belum mampu mengubah bangsa ini menjadi bangsa yang cerdas dan berilmu. Kita telah kehilangan dan banyak ketinggalan dibandingkan kemajuan yang dicapai oleh Negara tetangga, apalagi dengan Negara super seperti Amerika dan Negara – Negara di Eropa.
Maka dari itu sudah waktu kita harus bersungguh-sungguh menciptakan pendidikan yang bermutu serta berkualitas guna menghapus kebodohan yang masih menggelayut pada masyarakat kita. Salah satu usaha yang dapat kita lakukan untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas adalah dengan memanfaatkan media disetiap jenjang pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/196005011985032-ADE_ROHAYATI/HANDOUT_MEDIA_PEMBEL._DEPAG.pdf